Siswa SMK Negeri Bansari kembali meraih prestasi, kali ini berhasil diraih melalui bidang seni. Tari Boyong Menoreh yang dibawakan oleh ananda Galuh Putra Malindo meraih juara 3 dalam Lomba FLS2N Tingkat Cabang Dinas Wilayah VIII Kategori Seni Tari Kreasi. Tari Boyong Menoreh menggambarkan kejadian atau sejarah perpindahan ibu kota atau pusat pemerintahan dari Kota Parakan ke Kota Temanggung saat ini. Dahulu wilayah di lereng Gunung Sumbing-Sindoro-Prahu ini bernama Kabupaten Menoreh, lalu pasca Perang Diponegoro terjadi suksesi pemerintahan, sehingga Bupati Baru Raden Ngabehi Aria Djojonegoro lewat resolusi Pemerintah Hindia Belanda Nomor 4 Tanggal 10 November 1834, memindahkan ibu kota yang kemudian diberi nama Kabupaten Temanggung.
Dalam perlombaan ini ada dua tahapan, dimulai dari seleksi pertama yang dilaksanakan di kabupaten Temanggung pada tanggal 26 Mei, dimana Galuh Putra Malindo lolos di urutan ketiga. Dilanjutkan dengan seleksi ke dua pada tanggal 2 Juni di Cabang Dinas Temanggung. Peserta seleksi pertama dari Temanggung adalah 4 peserta , diambil 3 untuk lanjut ke Cabang Dinas sedangkan peserta seleksi di Cabang Dinas ada 7. Perbedaan antara seleksi pertama dan kedua ada pada kostum, untuk seleksi pertama tanpa kostum hanya iringan musik. Sedangkan seleksi kedua kostum lengkap dengan make-up dan properti.
Galuh hanya memerlukan waktu 3 hari untuk mempersiapkan perlombaan. Tidak bisa dipungkiri walaupun dengan persiapan yang terbilang singkat, namun Galuh Putra Malindo mampu memperoleh juara. Ada pula kendala yang dialami yaitu ketika waktu persiapan, Ia menyiapkan semuanya dari awal bahkan gerakan pun mendadak. Namun dengan kerja keras dan kepercayaan diri, ia mampu tampil maksimal dan mengharumkan nama SMK Negeri Bansari.
Penulis: Tim Jurnalistik SMK Negeri Bansari
Editor: Galih Setyagus, S.Pd